Kitab itu terpajang rapi dalam sebuah kotak kaca persegi empat yang menutupi dari sentuhan apa pun. Lembaran kertas putih bersih itu berisi tulisan yang tidak semua orang mengerti apa bacaannya.
Tulisan-tulisan itulah yang membantu Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya membangun peradaban manusia di Madinah hingga tersebar ke seluruh dunia. Lembaran itu merupakan tulisan pertama kitab suci umat Islam.
Quran Utsmani (Foto: Ahmad Dani/Okezone) |
Beruntung, okezone dapat melihat langsung tulisan yang sempat dimodifikasi di era Khalifah Utsman bin Affan itu. Karena itu mungkin, Alquran ini sering disebut Quran Utsmani.
Isi tulisan berbeda dengan Alquran masa kini, mirip dengan kitab-kitab kuno pada umumnya. Huruf terlihat lebih besar dan tidak ada tanda seperti harokat atau titik di atas atau di bawah huruf. Seperti misalkan huruf ba yang terdapat titik di bawah atau nun yang ada titik di atas.
"Ini Quran asli yang pernah ditulis para sahabat ketika Nabi menerima wahyu," kata Mahmud Farizi seorang pembimbing ibadah dari kloter 27 Jakarta Saudi (JKS) Kota Depok, saat ditemui di Museum Kakbah, Makkah, Selasa, 8 November.
Quran Utsmani itu kini terdapat di Museum Kakbah yang terletak di kawasan Ummul Dun Kota Makkah arah barat. Memang Quran yang dipajang dalam museum tersebut, bukan Alquran asli yang tertulis di pelepah kurma pada zaman Nabi. Alquran ini sudah merupakan bentuk jiplakan dari yang asli.
Mahmud yang membawa 50- an jamaah menjelaskan awal mula Quran dibukukan seperti saat ini. Menurut cerita dia, pemicu usulan Quran dibukukan adalah sahabat Umar bin Khattab. Umar khawatir melihat banyaknya para hafidz (penghapal) Quran yang meninggal dunia.
Setelah sempat tiga kali ditolak khalifah Abu Bakar Asshidiq, akhirnya usulan agar Quran dibukukan direstui juga pada akhir masa pemerintahan Abu Bakar. Belakangan, kitab Quran itu dimodifikasi hingga sampai ke umat Islam seperti sekarang ini. "Yang dimodifikasi hurufnya bukan isi dari Qurannya," papar Mahmud.
Saat itu, sahabat nabi, Zaid bin Haritsah ditugaskan sebagai Ketua Tim Lima untuk merumuskan pembukuan ayat- ayat Alquran. Zaid ditunjuk karena dirinya memiliki kemampuan keindahan menulis yang luar biasa.
Bagi para jamaah calon haji asal Indonesia, tentu Quran asli Ustmani ini menjadi pengetahuan tersendiri. Betapa sejarah dan perjuangan para sahabat di masa Nabi yang begitu hebat untuk mempertahankan Islam.
0 komentar:
Posting Komentar